Minggu, 28 Desember 2008

Mereka Bilang Aku Gila


Aku tertawa tanpa suara memandang laut yang membentang di bawah jembatan. Hanya mulutku yang menganga, tapi suara tiada. Sudah lama aku menikmatinya. Rambutku, entah berapa lama tak ku urus. Tapi aku merasa baik-baik saja. Bajuku, baju paling nyaman dan ini lah yang paling indah serasa pas di tubuhku. Sandal ini, sudah putus berkali-kali dan tukang jahit sandal itu selalu menjahitkan untukku. Tukang sandal yang duduk di kaki lima dekat gerbang masuk kota. Dia tidak pernah protes ketika aku hanya bisa memberinya beberapa bungkus permen yang kuhitung 5000 rupiah. Aku berhasil menipunya dan mengatakan itu uang, bukan bungkus permen. Ha, bodohnya dia. Tapi dia tidak pernah marah. Aneh ya, koq masih ada orang seperti itu di dunia ini.

Aku menengok ke bawah, memutar wajahku sekitar 40 derajat, yah begitulah yang kupelajari di matematika, semua di ukur dengan derajat. Air laut itu mengalir deras. Aku ingat, semalam hujan memang deras. Beberapa potong kayu yang sudah tak utuh hanyut satu satu. Ada pohon pisang juga yang setengah tenggelam. Daun pisang! Aku jadi ingat sarapan nasi uduk bu..., bu..., ah siapa namanya, koq aku lupa ya, padahal hampir tiap pagi aku dapat sarapan telur mata sapi darinya. Kadang-kadanag aku juga dapat ayam rendang. Pernah sekali aku terlambat bangun, dan bergegas ke warung itu. Tapi aku terlambat, ibu itu sudah pulang. Aku tidak dapat nasi bungkus daun pisang pagi itu.

Em, aku sadar, mulutku sudah mengatup. Tidak lagi menganga menertawai air-air yang bergelombang di bawah sana. Tidak, aku tidak sedih koq! Suara motor semakin ramai di belakangku. Aku tau mereka yang lewat pasti memperhatikan aku. Atau ketika aku lewat di depan banyak orang, mereka pasti memperhatikan aku. Padahal aku bukan orang asing. Aku sama seperti mereka. Hanya saja kadang aku tertawa tanpa perlu mendapati hal yang menurut mereka lucu. Aku uniq kan??! Atau karena kadang aku berjalan dari pagi sampai sore dan tidak pernah merasa kelelahan. Atau karena aku berdiri di depan warung dan melihat lauk pauk itu minta dimakan oleh ku. Karena itu juga kupikir ibu yang selalu memberi aku nasi bungkus setiap pagi itu amatlah baik hati, ya karena ia selalu menuruti kemauan lauk pauk yang minta dimakan oleh manusia. Aku kan manusia. Tapi mengapa aku berbeda.. maksudku, mengapa mereka melihatku berbeda dengan yang lain..??!

Satu hal yang aku heran. Mereka bilang aku gila! Tapi aku tak percaya. Biar sajalah. Toh aku gila atau tidak, aku masih berjalan sama seperti mereka. Tidak kurang suatu apa pun. Kupikir gila atau tidak, itu tidak penting. TIDAK PENTING!.

Aku pernah dengar, katanya kebanyakan orang sukses itu adalah gila. Mereka banyak ide gila. Atau melakukan hal-hal gila. Atau mereka dianggap gila hanya karena punya pemikiran yang tak biasa. Bagaimana mungkin??! Tapi, aku ini bukan orang sukses. Tidak pernah melakukan hal-hal gila. Apalagi punya ideologi atau pemikiran yang..., yang..., yang gila... ah, aku malu menyebutkannnya. Tapi kalau orang-orang menganggap aku gila karena semua itu, kupikir aku hebat juga... nyehehe

Mereka bilang aku gila. Menurutmu, aku gila atau tidak??! Jawab ya! Hehe..
diposkan oleh wisanwar pada | 0 Komentar Link ke posting ini

BAHAYA, MEMPERTARUHKAN HAWA NAFSU



Musuhmu yang paling bahaya adalah nafsu yang ada dalam dirimu, bahkan
musuh yang paling berbahaya bagi seluruh kehidupan manusia adalah
mengikuti hawa nafsu. Bagi orang yang mempertaruhkan hawa nafsu dan
tidak mempunyai kendali dalam kehidupannya, maka celah-celah untuk
masuknya setan ke dalam hatinya akan terbuka lebar.

TIDAK ADA MAKAN SIANG YANG GRATIS


Setelah saya membaca dan menelusuri modul yang bapak berikan,jadi
dapat mengambil intisarinya bahwa segala sesuatu yang ada di muka bumi
ini tidak ada yang gratis kecuali dengan kita berusaha sekuat tenaga
maupun dengan doa.

Jangan pernah menyerah, orang mukmin tidak pernah mencari atau
mengharapkan sesuatu yang gratis.

Jumat, 26 Desember 2008

Sebuah Doa yang Baik

Suatu ketika, beberapa anak mengikuti sebuah lomba mobil balap mainan. Suasana sungguh meriah siang itu, sebab, ini adalah babak final. Hanya tersisa 4 orang sekarang dan mereka memamerkan setiap mobil mainan yang dimiliki. Semuanya buatan sendiri, sebab, memang begitulah peraturannya.

Ada seorang anak bernama Ahmad. Mobilnya tak istimewa, namun ia termasuk dalam 4 anak yang masuk final. Dibanding semua lawannya, mobil Ahmad lah yang paling tak sempurna. Beberapa anak menyangsikan kekuatan mobil itu untuk berpacu melawan mobil lainnya.

Tibalah saat yang dinantikan. Final kejuaraan mobil balap mainan. Setiap anak mulai bersiap di garis start, untuk mendorong mobil mereka kencang-kencang. Di setiap jalur lintasan, telah siap 4 mobil, dengan 4 "pembalap" kecilnya. Lintasan itu berbentuk lingkaran dengan 4 jalur terpisah diantaranya.

Namun, sesaat sebelum mulai, Ahmad meminta waktu sebentar untuk berdoa. Matanya terpejam, dengan tangan tang bertangkup memanjatkan doa. Lalu, semenit kemudian, ia berkata, "Ya, aku siap!".

Dor. Tanda telah dimulai. Dengan satu hentakan kuat, mereka mulai mendorong mobilnya kuat-kuat. Semua mobil itu pun meluncur dengan cepat. Setiap orang bersorak-sorai, bersemangat, menjagokan mobilnya masing-masing. "Ayo..ayo... cepat..cepat, maju..maju", begitu teriak mereka. Ahha...sang pemenang harus ditentukan, tali lintasan finish pun telah terlambai. Dan, Ahmad lah pemenangnya. Ya, semuanya senang, begitu juga Ahmad. Ia berucap, dan berkomat-kamit lagi dalam hati. "Alhamdulillah, terima kasih."

Saat pembagian piala tiba. Ahmad maju ke depan dengan bangga. Sebelum piala itu diserahkan, ketua panitia bertanya. "Hai jagoan, kamu pasti tadi berdoa kepada Allah swt agar kamu menang, bukan?". Ahmad terdiam. "Bukan, Pak, bukan itu yang aku panjatkan" kata Ahmad.

Ia lalu melanjutkan, "Sepertinya, tak adil untuk meminta pada Allah swt untuk menolongmu mengalahkan saudaramu yang lain. "Aku, hanya bermohon pada Allah swt, supaya aku tak menangis, jika aku kalah."
Semua hadirin terdiam mendengar itu. Setelah beberapa saat, terdengarlah gemuruh tepuk-tangan yang memenuhi ruangan.